Akar gigi = jenggotan

Akar gigi = jenggotan

Thursday, February 26, 2009

AC Panasonic Envio Inverter

Lama juga yah ga nulis buat posting…

Apa daya, belum ada yang mesti di tulis. Pikiran lagi blong jadi ga plong.

Biar maksa tapi tetap aja di tulis.

Namun begitu, inilah salah satu radio ad terakhir yang saya buat untuk Panasonic. Setelah di pitch bulan kemarin, dan akhirnya agency S yang dapet.

*Biar didera kerjaan yang hanya bikin Flyer atau print ad sampe di jadiin lemburan. Tapi saya akan kangen dengan Panasonic. Bagus untuk mengejar award.







Februari akhir

Sunday, February 15, 2009

Masa Seh

“Masa muda suka yang tua, masa tua suka yang muda.”

Kelakuan anak muda jaman sekarang semakin aneh-aneh saja. Mereka tidak perduli dengan usia, yang penting body. Alasannya, pengalaman susah didapat jika ma yang seumuran. Berbeda dengan kelakuan bapak-bapak masa kini, semakin tua tambah doyan ABG. Katanya ABG lebih banyak tantangannya, lebih enak.

Dunia macam apa ini.

February 09

Di kala diam

Thursday, February 5, 2009

Pe’er dari Guntur

Malam nge-trek, siang baca buku.


Damn. Dettol ngasih tugas, “Video presentation dan artikel” buat senin. Tidak hanya itu, si klien baru Promag pun tak mau ketinggalan. Dari STB yang sudah jadi, mereka pengen di revisi dan kasih beberapa alternative untuk tagline. Waktunya pun senin. Lengkap deh kesenangan menikmati buku baru dan motor baru.

Senang ga senang, nikmatin aja.

Februari 09

Ga mau lembur, kan besok libur.

Wednesday, February 4, 2009

Buku Budiman


"Budiman itu orang gila dan Djito kaya Budiman."

Sejak awal saya injakkan kaki di kantor ini, sudah dua buku yang saya dapat secara gratis. Pertama bukunya, “Ngobrolin iklan yuks” karya Budiman Hakim dan berlanjut pada “Komunikasi Cinta” menembus G-spot karya Djito Kasilo.

Cerita dimulai dengan Budiman Hakim yang setiap orang memanggilnya om Bud atau BH ini pertama saya dengar hanya dari komunitas anak iklan di kampus daerah Lenteng Agung, Jakarta Selatan. Maklum saja, saya hanya salah satu anak jurusan jurnalistik, jadi tidak terlalu tahu siapa itu Budiman Hakim. Setelah itu teman saya pernah magang di Macs909, dan dia sedikit bercerita tentang Budiman ini. Untuk ukuran mahasiswa, saya menangkap bahwa mereka mendewakan Budiman Hakim. Dan saking penasaran seperti apa orangnya, saya mencoba membeli terus membaca buku pertamanya Budiman Hakim, “Lentur Tapi Relevan”. Terpampang di situ foto Budiman Hakim dengan kumis tebalnya. Yang jelas saya melihat kenapa setiap orang memanggil om, mungkin saja Budiman ini seperti om-om yang ada di mall menggoda gadis-gadis manja umuran saya. Atau mungkin saja seperti om-om di pub dengan beberapa botol Bir di mejanya.

Namun disini, saya tidak membahas masalah om-om, saya hanya menulis tentang penulis dari buku yang menempel di otak saya. Jujur saja, pertama membacanya, otak saya sudah ga bisa mikir yang lain. Janjian bareng pacar pun saya lupa, dan yang saya ingat hanya bagaimana menyelesaikan buku ini dalam waktu beberapa jam. Dan setelah membaca bukunya, saya bilang penulis “Lentur Tapi Relevan” itu bukan Dewa tapi termasuk orang gila.

Kedua, tentang Djito Kasilo yang tahun kemarin meluncurkan Komunikasi Cinta. Dan di pasaran, buku ini laku keras kaya kacang goreng. Awalnya saya juga kurang tau siapa Djito Kasilo yang sering dipanggil Ayah oleh beberapa cewe. Kali itu, saya dekat dengan seorang cewe yang kerja di salah satu PH sebagai senior AE. Dan PH si cewe ini sering ngerjain dari Agency Djito, alhasil saya sedikit tidak aneh dengan kata Ayah Djito. Akhirnya saya tau kalo Djito ini salah satu ECD multinasional agency yang sekarang menjadi Head Strategic Planner di agency lokal. Keputusan yang amat sangat berani, dari bos kreatif menjadi strategic planner. Dan dengan bukunya itu, saya menangkap bahwa kreatif memang harus kreatif. Dan sekarang, saya selalu belajar mencari strategi untuk konsep sebelum ke tahap eksekusi. (disambung lagi, lagi males).

Kembali ke Budiman Hakim yang doyan bir dan bulan ini telah meluncurkan bukunya “SEX AFTER DUGEM”, tapi kok kantor tumben lama kasih buku gratisan ya?

Ferbruari 2009

Lagi males ngerjain Radio ad buat Panasonic

*Gila adalah kreatif

Monday, February 2, 2009

PENYOK

Saat mendengar kata atau melihat tulisan “penyok”. Pasti kita akan berpikir ini sesuatu barang yang terbuat dari bahan kaleng, aluminium, plastik dan lain sebagainya. Dan barang itu sudah jatuh dan mungkin terlihat sedikit rusak. Tapi masalahnya disini saya bukan membicarakan sesuatu barang yang diakibatkan oleh jatuh, terhimpit barang berat atau yang lainnya.

Penyok disini adalah salah satu nama panggilan teman saya, walaupun nama aslinya lebih bagus dari penyok itu sendiri, Robby. Tapi hampir semua orang memanggilnya penyok, dan saya pun masih heran sampai sekarang dengan kata Penyok itu sendiri. Jika dilihat dari postur tubuhnya, saya tidak melihat ada yang penyok. Badannya saja gempal dan perutnya tidak tampak buncit tapi emang buncit beneran.

Trus untuk apa saya menulis penyok?

Saya menulis ini, hanya salah satu bentuk ungkapan terima kasih untuk seorang Penyok. Hal ini dikarenakan ketika saya mau mencari sepeda motor untuk aktivitas ke kantor, dia dengan senang mau membantu. Saat sepeda motor itu sudah terbeli dan ada di genggaman saya tapi harus di service ulang agar tarikannya kencang, dia menawarkan diri untuk membantunya lagi. Dan saya hanya tinggal memberikan uang, dia akan selesaikan semuanya. Dia tidak menambahkan berikut mengurangi bon yang tertulis itu, sesuai harga dari bengkel.

Ternyata penyok itu tidak selalu kurang walaupun dia seorang preman di daerah saya.

Januari 2009

Siap melaju bersama si Hitam.