Akar gigi = jenggotan

Akar gigi = jenggotan

Friday, September 12, 2008

Bukan Bapak-Ku

Kemarin saya melihat kembali seorang bapak meninggal. Yang ditakuti oleh anak-anaknya tapi kurang disegani. Ia berjiwa keras, susah berkata setuju. Jikalau ada hal-hal yang kurang sreg, ia akan tetap dengan keputusannya. Ada beberapa cerita bersama alm. Salah satu contohnya ketika saya, istrinya dan alm pergi menjenguk cucu dari anak keduanya yang pesantren di daerah sukabumi. Saat itu ditengah jalan istrinya meminta berhenti untuk membeli kelapa muda ijo untuk alm ini. Saya dan istrinya keluar untuk membeli kelapa tersebut. Dan setelah kelapa itu siap dibawa pulang saya langsung masuk aja dan menancap gas tanpa melihat ke belakang bangku mobil. Setelah 5 km berlalu kita sadari tak ada suara di belakang bangku, dan seketika kita kaget bukan main. Ternyata si alm ini tertinggal di tukang kelapa muda. Alhasil kita kita langsung puter arah untuk menjemputnya. Dari kejauhan saya sudah melihat wajah merahnya menyambut saya dan istrinya. Yah itulah salah satu ceritanya, kalo ditulis mungkin tak akan muat sampai beberapa kalimat. Lanjut lagi ke keadaan dalam rumah. Hamper semua orang tak lepas membicarakannya. Tapi namanya orang ya, segimanapun keadaannya, kemarahannya, keegoisannya, kerasnya sifat, dan lain halnya. Jika ia tiada, hampir semua menangisinya. Dari anak, cucu beserta sodara dekatnya lainnya. Tapi tidak termasuk saya, cucu dari yang saya anggap ibu karena menikah dengan adik lelaki pertama dari ibu saya yang merawat setelah ibu meninggal yang kemudian di susul bapak saya. Air mata saya tak muncul keluar. Entah sudah kering ato mungkin sudah biasa lewati rintangan dalam hal kematian.

Nb : ketika semua orang menangis dengan kematian, semoga saya bisa menangis ketika orang berbahagia.

No comments: