Kamar Mandi

Sebelum saya melangkah kesana, saya hanya menginginkan kebersihan, menjadikan semuanya wangi dan terlihat bersih oleh setiap orang. Kebersihan itu bisa terpancar dengan aroma yang sangat tercium oleh siapapun yang bisa mengingatkan pada orang siapa saya dengan bersihnya. Bukan hanya itu, kebersihan adalah sebagian dari ibadah, itu kata-kata yang sampai hari ini masih saya ingat ketika ibu guru kelas II SD mengajarkannya. “Dan jangan lupa ya anak-anak, masuk ke kamar mandi kaki kiri dulu sebelum itu berdo’a juga”.

Dikamar mandi itu, saya bertemu dengan kelelakian, bertemu dengan kekasih, bertemu dengan tetangga, bertemu dengan keluarga, bertemu dengan guru, bertemu dengan calon istri, bertemu dengan calon anak, bertemu dengan masa depan, bertemu dengan selingkuhan, bertemu dengan ide, bertemu dengan kebaikan, bertemu dengan keburukan, bertemu dengan masa lalu, bertemu dengan dan bertemu dengan, terus bertemu dengan semua jawaban yang ada dalam otak saya.

Tak hanya itu, saya bisa menjadi penyanyi, bisa jadi aktor, bisa jadi pendekar, bisa berdampingan dengan cinderella, bisa berselingkuh dengan anggun c sasmi, bisa jadi presiden, semuanya menjadi bisa karna saya berpikir bisa.
Itulah saya dikamar mandi.