Akar gigi = jenggotan

Akar gigi = jenggotan

Thursday, July 10, 2008

Kampung Saya Majalengka

Kampungku masih tetap di majalengka, setiap tahun saya tak lupa menjenguknya. Yang pasti saat itu adalah hari raya idul fitri, dimana datang semuanya berkumpul dan saling maaf-maafan. Yah, saat itulah saya datang dengan pakaian baru serta ole-ole buat adikku yang sekarang menjadi kewajibanku.

Di majalengka itu masih ada satu adik perempuanku, masih ada nenek dan kakekku, masih ada kuburan emak dan bapakku. Yang pasti saya selalu dan masih ingin melihat mereka. Ketika saya melihat gang-nya saja mata sudah terlihat berair dan terbuka lebar.
Disana, saya masih Ingat ketika berantem dengan si anto teman main dekat rumah. Gara-garanya sepele, cuma memperebutkan satu kelereng yang saya lempar saat dia bilang saya ga pernah menang dan pulang selalu dengan keadaan kalah. Waktu itu saya berpikir tak kalah, hanya saja belum saatnya menang. Namun, rasa optimis saya memuncak dengan emosi. Tapi kalian jangan optimis dengan puncak emosi. Cukup saya saja, kalo bisa sabar knapa mesti emosi kan?

Lain halnya, di majalengka itu saya bertemu dengan si wawan yang dari dulu masih jadi tukang bubur, si kurnia yang masih jadi tukang becak, si ipan yang masih suka mabok dan dianggap sebagai preman kampung dari saya masih sekolah dasar. Tak ada perubahan yang besar disana, masih sama seperti dulu ketika saya masih sekolah dasar sampai saya hampir menikah. karena setiap orang sepertinya tak mau perubahan. ketika orang yang saya kenal dan saya tanyakan, jawabannya selalu biarkan hidup mengalir seperti air.

Namun yang saya tahu kalo hidup itu sebenarnya mendaki ke yang lebih baik, bukan sekedar mengikuti arus saja. seperti seseorang yang mendaki ke jalan yang lebih tinggi, untuk menggapai puncak dan memperoleh hasilnya mereka harus terus berjuang dengan keras.
Dari situ, saya mengambil kesimpulan atas apa yang saya lihat. Semua tak akan berubah jika kita tak mau merubahnya sendiri. Ketika kita masih bisa merubahnya, Berjuanglah untuk perubahan yang lebih baik.

No comments: