Akar gigi = jenggotan

Akar gigi = jenggotan

Friday, July 11, 2008

“Maafkan Aku, Anakku”

Entah apa yang ada dibenak saya waktu itu. Kita bertemu di perempatan lampu merah setelah pintu tol kuningan. Waktu itu saya baru dari bandung bertemu keluarga. Acara rutin tiap sabtu dan minggu, saat hari libur kantor dan tanpa lembur.

Dibawah cahaya lampu, kamu terlihat berdiri sendiri. Kaos warna putih dengan balutan cardigan hitam, celana jeans dengan sepatu hak tingginya, dan mata ini tak bisa menolak untuk tidak memandang. Tepat didepan kamu berdiri, saya beranikan membuka kaca Honda jazz silver-ku.
“Jalan yuk?” Tak banyak kata, tak ada balasan hanya senyum dan anggukan yang saya anggap suatu jawaban setuju. Berbincang sedikit ketika Jazz ini melaju cepat menuju hotel M, setelah lampu merah kedua dari mampang arah buncit. Kamar 306 yang saya pilih, karena dari jendela kamar saya bisa melihat pekatnya lampu jakarta. Lelahnya saya berjalan dari bandung, nikmatnya saya ditemaninya.

Jam tangan saya menunjukan 03.00 wib, lalu saya keluarkan uang 100 ribuan lima lembar untuk si dina. Sebut saja dina, si dina dengan kulit putihnya, rambut sebahu dengan warna hitam, berat badan sekitar 46kg, tanpa noda ketika saya membukanya, sedikitpun tanpa apapun. Tak berapa lama, Dina pamit tanpa meninggalkan nomer handphone, untuk kisah selanjutnya.

Hari cerah saya puas, pikir saya dari semalam. Tanpa ada salah dan memang saya anggap benar. Ketika saya pergi ke kantor, tak sengaja di pintu masuk saya lihat salah satu stasiun televisi swasta menayangkan acara gosip artis ternama ibukota. Lelaki di pinggir saya, wanita di depan saya, semua komentar yang menganggap paling bener. Saya lihat seksama tanpa komentar saat itu. “kisah Rahma Azhari dengan Rauf tentang Raisha Camila yang dianggap beberapa tahun ini adalah anak rauf namun ternyata dari pria bule amerika”. Itu salah satu yang saya dengar dari acara tersebut, saya lemas tak bisa berkata dan tak terasa air mata saya menetes. Saya berangsur pergi sembari menahan air mata itu sebelum sampai ke ruangan. Maafkan ya dina, bebanmu semakin bertambah jika itu ada.


# ini hanya cerita yang saya pikirkan setelah melihat acara gossip di tv, di pagi hari, di kala beranjak ke kantor. Jangan berpikir ini nyata saya alami, namun jika kita pikirkan sisi baiknya mungkin sebelum benih itu tumbuh, kita bisa berpikir dulu sebelum melakukannya.

No comments: